Sejarah Leubok Buni



LEGENDA DAN SEJARAH PEMERINTAHAN GAMPONG 

  1. Legenda Gampong 

Menurut keterangan yang diberikan oleh orang orang yang masih hidup baik yang masih menetap di Gampong maupun yang sudah pindah bahwa Gampong Leubok Buni merupakan suatu daerah yang dulunya berada dalam kawasan yang dikelilingi oleh sebagian besar rawa rawa dan tanaman rumbia dimana dalam kawasan tersebut terdapat beraneka ragam satwa dan ikan serta tempat persembunyian orang orang yang memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Karena daerahnya yang sangat strategis untuk melindungi diri dari kejaran penjajah belanda dan juga subur, maka sebagian besar penduduk yang ada di gampong sekitar merupakan asal usulnya dari gampong Leubok. Nama Leubok itu sendiri diambil atas dasar wilayah yang dijadikan pusat perkumpulan orang orang yang berpengaruh dimasa tersebut yang dianggap oleh penjajah bahwa mayoritas masyarakatnya itu tidak baik (le brok). Sedangkan nama Buni itu diambil dari nama sebatang pohon Puni yang dianggap keramat dan dipuja oleh masyarakat dengan cara meletakkan sesajian atau tempat meminta perlindungan dari segala macam bahaya dan bencana. Atas dasar dua hal itulah orang terdahulu megambil nama gampong ini dengan mempedomani dua hal yang dapat dijadikan sejarah dan untuk selalu dikenang oleh masyarakat yaitu nama le brok dan Puni. Namun kedua nama tersebut berubah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat serta pola pikir yang berkembang sehingga karena kedua nama tersebut sering menjadi buah bibir dalam masyarakat dimasa itu hingga akhirnya berubah bunyi ucapannya menjadi Leubok Buni. 


       2. Sejarah Gampong 

Sekitar tahun 50-an Pemerintah Kabupaten Aceh Besar telah meresmikan Leubok Buni menjadi sebuah gampong difinitif yang dapat menyelenggarakan roda pemerintahan oleh gampong itu sendiri dan juga salah satu gampong yang ada di Kecamatan Sukamakmur dan pada tahun 1999/2000 pemerintah Kabupaten Aceh Besar melakukan pemekaran Kecamatan sehingga Kecamatan Sukamakmur pecah menjadi tiga kecamatan yaitu Sukamakmur,Simpang Tiga dan Kuta Malaka. Semenjak diresmikan menjadi sebuah gampong, telah terjadi lima kali pergantian kepala gampong dimana pada awalnya hanya dipimpin oleh seorang Keuchik dan dibantu oleh dua orang wakil Keuchik yang mempunyai peran yang sama dalam roda pemerintahan. Dalam struktur pemerintahan hanya ada Keuchik dan dua wakil Keuchik yang resmi sedangkan Teungku , kepala dusun atau dulunya sagoe dan Tuha Peut tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah sekalipun masuk dalam struktur pemerintahan gampong tapi mereka mempunyai tugasnya masing masing. Teungku Meunasah berperan mengorganisir kegiatan kegiatan keagamaan dan Tuha Peut berperan dan berwenang dalam memberikan pertimbangan terhadap pengambilan keputusan atau aturan gampong, memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh Keuchik. Teungku dan Tuha Peut berada dibawah koordinasi Kepala Mukim yang menjadi penasehat dan tempat berkonsultasi terhadap berbagai permasalahan yang timbul di gampong terutama yang menyangkut dengan adat istiadat . Urutan pemimpin pemerintahan Gampong Leubok Buni atau Keuchik menurut informasi dari para orang tua tua yang masih hidup sampai sekarang mulai sejak sesudah kemerdekaan Indonesia sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut :

\"\"





Leubok Buni

Alamat
Dusun Jateutap, Desa Leubok Buni, Kec. Kuta Malaka, Aceh Besar, 23363
Phone
085371616743
Email
[email protected]
Website
leubokbuni.sigapaceh.id

Kontak Kami

Silahkan Kirim Tanggapan Anda Mengenai Website ini atau Sistem Kami Saat Ini.

Total Pengunjung

21.528